Sukses merupakan kata yang telah dirasuki oleh “roh memiliki”. Maka sukses dipahami hanya “sekedar” memiliki banyak uang, jabatan tinggi, berdasi, handphone, mobil BMW dan sebagainya. Tidak dipersoalkan apakah sukses itu ada hubungannya dengan kepuasan batin, kebahagiaan batin, kedamaian hati, kesehatan jiwa, apalagi ketakwaan pada Tuah Yang Maha Esa.
Karenanya, kiat-kiat sukses selalu dikaitkan dengan koneksi dengan penguasa dan penguasa kakap, “surat sakti”, uang sogok, gelar akademis, dan sebagainya. Sementara nilai-nilai kejujuran, ketakwaan, ketekunan, kerja keras, kerendahan hati, dan sebagainya diabaikan. Akibatnya, “roh memiliki” telah menyuburkan semangat menghalalkan segala cara untuk berhasil.
Buku ini menolak pandangan yang demikian. Pembaca akan diajak untuk mengkaji ulang makna sukses sejati dan mengembalikannya “ke jalan yang benar”. Ukuran sukses tidak hanya bersifat fisik dan materiil, tetapi juga non fisik, psikologis, mental, dan bahkan spiritual. Justru aspek-aspek psikis, mental, dan spiritual itulah yang harus menjadi landasan sukses material. Tanpa itu, sukses material bersifat semu, menipu, dan menyesatkan jiwa manusia.
Siapa pun dapat meraih sukses sejati tanpa memiliki koneksi, katebelece, uang sogok, kemampuan berbahasa Inggris, bahkan tanpa gelar akademis sekalipun. Tujuh kisah manusia sukses dalam buku ini merupakan bukti nyata. Mereka semua berhasil bukan karena dikuasai oleh “roh memiliki”, tetapi digerakkan oleh “roh keberhasilan”, yang secara potensial ada di dalam diri setiap manusia.