Image of Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Hinduisme & Buddhisme

Text

Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Hinduisme & Buddhisme



India. Sistem-sistem ini berasal dari para pertapa dan orang-orang bijak India, sebagai hasil realisasi spiritual serta penglihatan kontemplatif mereka.
Setiap sistem filsafat mulai dengan sebuah analisis unsur-unsur yang membangun eksistensi dan pengalaman manusia. Kemudian, mereka mencoba menjelaskan hubungan antara kedua kategori unsur utama, yakni: Roh Absolut dan Alam. Akhirnya, tujuan mereka adalah untuk mendefinisikan serta menjelaskan Roh Absolut, agar dapat mencapai pembebasan melalui realisasi pribadi.
Selain menyampaikan dasar-dasar filsafatnya, ke-enam sistem juga menggambarkan metode untuk mencapai pengalaman spiritual aktual. Jadi, 6 sistem filsafat itu bukan hanya menyediakan kerangka-kerja bagi pemahaman filosofis, tetapi juga memberikan sarana untuk pencerahan sejati, serta ajaran-ajaran khusus untuk penerapan teori pada latihan yang aktual. Ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada pemahaman intelektual, tetapi menjangkau wilayah kontemplasi ekstasis lebih luas dan pencerahan menyeluruh. Ke-enam sistem filsafat tersebut mengandung teori dan praktek untuk menyingkapkan esensi Diri yang sejati (self).
Ini berarti bahwa filsafat hanya dapat menyediakan garis besar realitas spiritual serta mengusulkan rambu-rambu umum untuk mengarahkan usaha spiritual para murid. Filsafat hanya dapat bertindak sebagai rencana atau peta kasar wilayah spiritual menuju ke arah Realitas absolut. Kerenanya, filsafat hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan, jangan disalahartikan sebagai tujuan itu sendiri. Hal ini juga berlaku bagi ke-enam sistem filsafat klasik India, yakni: Shad Darshanas. Ke-enam sistem ini biasanya dikelompokkan menjadi tiga pasangan ganda. Pasangan pertama adalah Nyaya-Vaisesika; pasangan kedua adalah Samkhya-Yoga; dan pasangan ketiga adalah Mimamsa-Vedanta. Setiap pasangan dianggap sebagai dua aspek berbeda dari satu disiplin yang sama, seperti dua sisi mata uang.
Menurut Buddhisme, ‘penderitaan’ adalah fenomena hidup paling mendasar dalam dunia ini. Penderitaan menjadi ciri paling khas dari dunia di mana setiap makhluk hidup cenderung mengalami derita, yakni: kelahiran, usia tua, kesaktian, kematian. Penderitaan merupakan sebuah fakta fisik dan mental dari kehidupan manusia, karena ia tertanam di dalam eksistensi semua makhluk hidup di dunia ini. Dalam Dhammapada (248), dikatakan bahwa: “Semua yang berwujud terlibat dalam penderitaan”. Sumber utama penderitaan adalah nafsu atau kesenangan inderawi manusia.


Ketersediaan

I01812-C1I01812My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I01812
Penerbit Sanggar LUXOR : Tangerang.,
Deskripsi Fisik
14 x 20,5 cm / 294 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9789799848444
Klasifikasi
181 / ALI / f
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini