Boleh saja Sigmund Freud menganalogikan pemeluk agama dengan pasien neurotisnya di rumah sakit jiwa, atau pun Karl Max yang menuduh agama sebagai "candu sosial" yang harus dibasmi agar tercetus revolusi proletar, atau pun Emile Durkheim yang mensubordinasikan agama hanya sebatas "implikasi logis" dari terciptanya struktur masyarakat. Tapi, mengapa manusia kontemporer dengan kecamuk ilmu dan teknologinya masih mencari agama yang notabene berwatak transenden, spiritual, suprarasional, mistis dan jauh dari pembuktian klaim teoretik sains?
Persoalan-persoalan itulah yang diangkat Daniel L. Pals dalam "buku babon" ini. Dengan merunut akar biografis ketujuh pemikir utama dunia ini, Pals berhasil menunjukkan secara detail kerangka-kerangka teoretis yang dijadikan landasan epistemologis oleh masing-masing pemikir tersebut dalam memahami "AGAMA", yang kemudian dikenal sebagai psikoanalisis ala Freud, pertentangan kelas ala Marx, konstruki masyarakat ala Durkheim, sakral dan profan ala Eliade hingga sistem kebudayaan ala Geertz. Inilah buku yang akan memperluas wilayah pengembaraan intelektual anda dalam memaknai entitas agama dalam kehidupan manusia di antara kecamuk entitas-entitas lain. Sebuah buku yang sangat gemilang mengurai ekistensi agama dari perspektif sosiologis, antropologis, psikologis hingga filosofis.