Sebuah narasi memukau yang ditulis peziarah sejati Tandi Skober. Ia mentautkan antara tendensi historis, pragmen bocoran autobiografis dan fantasi metafisis dalam nafas interaksi simbolik pergumulan antara tenda mitoloji dan trauma sejarah Ceribon Indramayu. Dalam pusaran bergolak ini saya menangkap sosok Manuwara yang terus mencari kebenaran, dan tidak pernah mengenal batas. Kebenaran tidak dicarinya melalui metode tapi lewat dialektika. Tidak ditempatkan dalam teks tapi dalam konteks pengembaraan iman yang rusuh. Sehingga baginya menjadi tidak penting siapa yang manggung. “Subjek permainan yang sebenarnya bukanlah para pemainnya, melainkan permainan itu sendiri”.
Dan Manuwara dengan indah telah ”mengada” dalam permainan itu, menyatu dalam cahaya serupa yang dialami banyak pelaku mitoloji. Menjadi entitas dalam kodratnya yang terus mengalir, dalam kesadaran dan kebebasan, dalam pengalaman utuh yang selalu menghargai masa lalu dan menampilkan nexus hikayat masa depan bahkan sampai menembus cahaya sorgawi.(DR. Asep Salahudin, kolomnis, Dekan IAILM Pesantren Suryalaya Tasikmalaya)