Seringkali kita selalu menoleh ke “barat” sebagai sandaran untuk menjawab tentang makna kehidupan manusia, baik dalam hal kehidupan politik, sosial, ekonomi maupun dalam membangun peradaban manusia. Kehidupan di “timur” baik di masa lalu maupun di saat ini telah dianggap kurang memadai untuk menjadi alat dalam menjawab kebuntuan kehidupan manusia.
Filsafat Timur: Sebuah Pergulatan Menuju Manusia Paripurna, sebagai tajuk dari buku yang ditulis seorang muda ini ingin memberikan perspektif baru tentang “timur”. Apakah memang benar “timur” telah kalah pamor dari “barat?” atau “barat” hanya menang menguasai ruang jagad publik di zaman sekarang? Atau sebaliknya “timur” yang memang tidak mampu menandingi “barat” dan kemudian lebih merasa nyaman mensubordinasikan diri ke dalam pandangan “barat”.