Meskipun tidak mengucapkan satu kata pun dalam Kitab, St. Yoseph tetap meninggalkan teologinya sendiri teristimewa dengan peran yang diembannya sebagai ayah pemelihara Yesus, Putera Allah. Menyadari hal ini, banyak orang-orang Kudus memiliki devosi dan kecintaan yang mendalam terhadap St. Yoseph. St. Thomas Aquinas misalnya, menggarisbawahi tiga hal pokok dalam teologi St. Yoseph: a) St. Yoseph dan Maria adalah sungguh-sungguh menikah, baik secara esensi dari sebuah pernikahan dan kesempurnaan sebuah pernikahan, namun tanpa relasi badan. b) St. Yoseph tetap murni (badan) sepanjang hidupnya. C) Keduanya menghayati kaul kemurnian (fisik) sebelum pernikahan dan mutlak setelah pernikahan.
Dalam Karmel, St. Teresia Avila adalah figur yang memiliki devosi yang mendalam kepada St. Yoseph. Dalam autobiografinya ia mengatakan: “Permohonan apa saja yang diminta kepada St. Yospeh akan dikabulkan, barangsiapa percaya, dapat memohonnya. Dia adalah ayah dan pelindung yang membantu saya dalam kesulitan yang membahayakan jiwa saya. Saya mengalami pertolongan selalu lebih besar dari yang saya harapkan”.