Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Huru-Hara Rengasdengklok
Kamis 30 Januari 1997 diingat sebagai hari ketika Kota Rengasdengklok dilanda huru-hara, ratusan rumah, toko, gudang beras dan mobil milik orang Cina dirusak. Beberapa gereja dan vihara juga dirusak dan dibakar. Sebagian malah dijarah habis.
Kerusuhan dipicu setelah sepasang suami-istri peranakan Cina bertengkar mulut dengan beberapa remaja muslim tetangganya. Kou Gue Nio marah karena beduk dibunyikan terlalu karas. Sang suami berteriak, "Anjing goblok, gandeng sia, teu ngahargaan ka aing, (Anjing bodoh, berisik kamu, celeng, tidak menghargai kepada saya)."
Sang remaja marah karena kata-kata kotor itu. Rumah Cina itupun dilempari batu, lantas tokonya, lantas Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan lantas seluruh kota. Konon orang-orang Rengasdengklok marah karena GKI dibangun dengan melanggar peraturan. Konon mereka juga marah karena ada Tugu Kemenangan Cina dibangun di pusat kota -tugu itu dibangun oleh beberapa pengusaha Cina dan bentuknya dianggap melambangkan Kristenisasi. Juga patung Buddha pun digantung di depan satu vihara yang membara.
Dulu Rengasdengklok dikenang karena di kota kecil ini pejuang kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Hatta, diculik sehari sebelum memproklamasikan kemerdekaan. Sekarang Rengasdengklok juga akan dikenang karena huru-hara rasial dan agama. Inilah potret sebuah masyarakat retak yang jauh dari cita-cita negara Indonesia merdeka yang diidamkan Soekarno dan Hatta.
Ketersediaan
I26228-C1 | I26228 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I26228
|
Penerbit | Institut Studi Arus Informasi : Jakarta., 1977 |
Deskripsi Fisik |
14,5 x 21 cm / 142 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9798933125
|
Klasifikasi |
305.895.1 / HAR / h
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain