Ekaristi Suci merupakan Misteri Agung Keselamatan. Dalam perayaan Ekaristi, Allah melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus menebus umat manusia. Yohanes Paulus II menyebut Ekaristi sebagai perayaan penebusan sebab Yesus Kristus, Sang Imam Agung, hadir secara nyata dan sakramental dalam rupa roti dan anggur yang diubah menjadi Tubuh dan Darah-Nya; dan dalam diri para imam, in persona Christi. Ekaristi adalah perayaan keselamatan karena Yesus Kristus mengurbankan diri dan menjadi santapan rohani bagi umat-Nya yakni Gereja. Singkatnya, Ekaristi merupakan karya Allah sendiri yang memanggil umat-Nya untuk tinggal dan bersatu dengan Dia. Allah adalah pelaku utama, pemilik dan tuan atas perayaan Ekaristi Suci.
Para imam adalah alter Christi yang dipilih dan ditahbiskan untuk melayani Ekaristi. Para imam bertindak atas nama Kristus bukan atas dirinya sendiri. Mereka mewakili, bekerja bersama dan bersatu dengan Kristus, Autor dan Subyek utama dari kurban Ekaristi, mempersembahkan kurban otentik yakni Kristus sendiri demi keselamatan jiwa-jiwa Maka para imam tidak dibenarkan menjadikan Ekaristi Suci sebagai panggung narsisistik. Mereka tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang menonjolkan diri sendiri dan berupaya menarik perhatian umat beriman kepada diri mereka sendiri.
Oleh karena itu, para imam hendaknya berlaku sebagai pelayan yang rendah hati, taat dan bijaksana. Para imam hendaknya mempersembahkan Ekaristi penuh rasa kagum dan dalam sikap tobat. Dengan demikian perayaan Ekaristi menjadi peristiwa keselamatan dari Allah yang dirayakan dengan rasa syukur dan berlimpah pujian. Misa Kudus menjadi peristiwa agung keselamatan yang dirayakan dengan baik dan indah.
Kata kunci: Ekaristi Suci, Yohanes Paulus II, Imam, Narsisisme dan Gereja