Berisi sebagian kecil karya jurnalistik dan pengalaman penulis bergabung dengan Harian KOMPAS. Beberapa tulisan yang diangkat disertai (sebagian) kisah tentang latar belakang, situasi, dan kondisi masyarakat saat masalah tersebut diliput dan dipublikasikan. Isinya merupakan jerih payah dalam pergulatan turut mewujudkan freedom from dan freedom for yang sampai saat ini masih terus berlangsung.
Judul buku “Tapak Kecil di Kompas, Antara Pena dan Pistol”, bisa dimaknai secara harfiah maupun kiasan. Frasa ”tapak kecil” menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil karya penulis dalam Kompas yang diangkat kembali dalam buku ini. Lebih luas dari itu, semua tapak penulis hanya merupakan bagian sangat kecil dalam Kompas secara menyeluruh, ibarat sebutir pasir di gurun Sahara.
Sementara paduan kata ”pena dan pistol” secara harfiah mudah ditebak, sebagai alat tulis dan alat perang. Konon, pena juga sering disebut lebih tajam daripada pedang. Dalam konteks buku ini ”pena dan pistol” dikiaskan sebagai “pers dan kekuasaan”, wartawan berhadapan dengan (aparat) kekuasaan (yang berpistol). Ini terinspirasi kasus yang dituangkan dalam topik Pistol di Atas Meja. Semua materi yang dipaparkan bukanlah fiksi, rekayasa atau spekulasi. Melainkan fakta-fakta transparan bahkan telanjang. Prosesnya berliku terkait dengan tugas profesi seorang wartawan, yang tercetak sebagai ”tapak” setelah melewati pergulatan dalam peliputan, penyusunan, dan pengeditan. Semuanya dipaparkan semata-mata untuk menyumbang kisah kehidupan pers di negeri kita, meskipun mungkin sangat kecil artinya. Dengan segala kerendahan hati penulis berharap, semoga sumbangan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.