Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Mari Berpantun
Jika kita kenangkan takzim seperti ini, takkan hilang jiwaku dari tanah Melayu, sesuai konteks di atas, artinya pantun pun tidak boleh hilang dari kehidupan sehari-hari orang Melayu. Sebagaimana pula menyinggung pertanyaan luar biasa bernilainya dari presiden penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri bahwa “Riau adalah Negara kata-kata”, maka artinya pantun di samping gurindam, puisi dan prosa adalah “rakyatnya”, dan apabila tak ada rakyat maka tak ada sebuah negara. Metafora yang dibuat Presiden penyair itu seharusnya menjadi semangat yang besar bagi pemuka-pemuka masyarakat atau pemerintah daerah ini untuk terus menghidupkan kata-kata, dalam hal ini menghidupkan pantun.
Apa sesungguhnya yang bisa kita harapkan dari pantun sangatlah tergantung dari sisi-sisi mana kita melihatnya. Paling tidak ada beberapa sisi seperti sisi estetik, moralitas, linguistik, dan komunikasi. – Tommy F. Awuy, Budayawan
Ketersediaan
I16917-C1 | I16917 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I16917
|
Penerbit | Yayasan Panggung Melayu : Depok., 2008 |
Deskripsi Fisik |
14 x 21 cm / 186 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9789791606257
|
Klasifikasi |
899.221 / SUS / m
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain