Ketika nenek moyang etnis Cina pergi meninggalkan Daratan Cina, mereka dibimbing oleh harapan bahwa mereka akan dapat hidup dengan lebih baik dan lebih bahagia. Tetapi hal itu tidak terjadi, sekurang-kurangnya di Indonesia. Ada cukup banyak yang memutuskan untuk pulang ke Daratan Cina dengan harapan bahwa mereka akan merebut kembali kebahagiaan. Ternyata hal itu pun berakhir dengan kekecewaan. Di Daratan Cina, mereka mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri karena mereka memang bukan lagi "orang lokal", mereka menjadi "orang asing". Dengan demikian baik yang pergi maupun yang tinggal, kedua-duanya bukan pilihan yang mudah (dari "Pendahuluan").
Dalam buku ini, para sarjana dari berbagai disiplin ilmu mencoba mengungkapkan kegalauan dan kecemasan yang hampir seluruhnya tersimpan dalam batin. Secara fisik pergulatan itu tidak kelihatan. Kegalauan mencari sejarah, kegalauan mencari identitas, kegalauan dalam pergaulan dan berbagai kegalauan lainnya-menariknya-jarang, atau tidak pernah diizinkan untuk ditampilkan ke luar oleh orang etnis Cina. Kegalauan semacam ini dijadikan-meminjam istilah Erving Goffinan-Dack regions, yang tidak boleh dilihat oleh banyak orang. Dengan demikian buku ini untuk pertama kalinya mengungkapkan "wilayah belakang" orang-orang etnis Cina di Indonesia.