Menelaah manusia dalam perspektif filsafat manusia, pada taraf akhir bertujuan untuk memahami diri manusia. Bagi siapa pun, para peminat filsafat, mahasiswa (khusus psikologi, antropologi, sosiologi), atau para sarjana yang berasal dari berbagai disiplin non-filsafat, dengan mempelajari filsafat manusia akan mendapatkan suatu program pengetahuan yang sangat luas, dalam dan kritis yang menggambarkan esensi manusia yang akan bermanfaat ganda: secara praktis maupun teoritis. Manfaat lain, sebetulnya adalah mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu.
Jelas, bahwa filsafat manusia tidak menawarkan jawaban tuntas (final) dan seragam tentang manusia. Akibatnya, kita dihadapkan pada banyaknya filsuf yang memiliki pendapat berbeda tentang siapa sebetulnya manusia.
Buku yang disodorkan Zainal Abidin, seorang staf pengajar di Fakultas Psikologi UNPAD Bandung ini, dimaksudkan sebagai sebuah pengantar untuk memahami hakikat manusia menurut pemikiran dan titik pandang beberapa filsuf dan aliran filsafat barat modern. Sebut saja, misalnya, adalah pemikiran Wilhelm Dilthey tentang “humanisasi”, filsafat Auguste Comte tentang eksistensialisme, atau nama-nama lain, seperti Descartes, Schopenhauer, Nietzsche, Husserl, Heidegger, dan Sartre.
Sebagai bacaan filsafat, buku ini sangat mudah untuk dipahami. Selain beberapa tulisan dalam buku ini merupakan terjemahan bebas yang dibahasakan secara sederhana, pembahasannya sendiri (yaitu tentang manusia) merupakan masalah yang sangat terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari. Bagi yang berminat mengenal diri sendiri lebih dalam, mulailah dengan membaca buku ini.