Buku Sdr. Andreas ini merupakan yang pertama dalam bahasa Indonesia yang memuat tinjauan komprehensif dan mendalam tentang Allah Tritunggal. Tema yang sulit tidak menghalangi ‘passion’ teologis penulis untuk menggali kekayaan refleksi sepanjang sejarah. Pada bagian historis karya ini, kita temukan uraian detail dari berbagai sumber primer yang paling penting (Kitab Suci, pernyataan magisterium, dan refleksi para teolog). Kita temukan juga tinjauan sistematik dengan pilihan paradigma yang tegas, yaitu paradigma communio. Buku ini diperkaya pula dengan pesan-pesan spiritual serta kajian kontekstual yang menunjukkan relevansi (eksistensial-antropologis, sosial maupun ekologis) dari refleksi tentang Allah Tritunggal berhadapan berbagai tantangan hidup (paling) kontemporer, seperti yang disebabkan pandemi Covid-19 maupun perkembangan dunia digital. Proficiat untuk penulis atas karya penting ini. [Mgr. Adrianus Sunarko OFM, Uskup Keuskupan Pangkalpinang]

Penjelajahan intelektual tentang misteri Allah Trinitas dibeberkan secara bertanggung jawab oleh Sdr. Andreas melalui sistematika buku ini. Visi Gereja sebagai communio yang kini digarisbawahi kembali pentingnya oleh Paus Fransiskus mendapat pendasaran teologis-trinitarisnya. Demikian juga usaha menghadirkan misi Gereja di tengah pluralitas agama diteguhkan oleh iman akan misteri Trinitas. The last but not least, iman akan Allah Trinitas menyediakan pedoman berselancar secara bebas dalam jejaring media sosial tanpa perlu takut kehilangan identitas iman Kristiani. Buku ini tepat dan patut dibaca oleh semua orang Kristen yang berusaha menakar imannya akan misteri Allah Trinitas dengan daya intelektualnya yang terbatas pula. [Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Keuskupan Bogor]

Dalam dunia yang secara relasional terluka karena makin kehilangan figur kebapaan dan keputraan yang sejati, buku ini menawarkan bacaan yang menyejukkan untuk kembali kepada paradigma iman Kristiani yang sangat kaya meskipun dalam keterbatasan pengungkapannya: communio Allah Tritunggal. [Mgr. Vitus Rubianto Solichin, Uskup Keuskupan Padang]