Aceng memang hidup tanpa lengan. Namun, itu tidak berhasil membatasinya untuk memesona orang lain. Tak heran jika temannya sangat banyak, dari preman hingga orang alim, dari pejabat hingga rakyat jelata, dari selebritis hingga orang tak ternama. Keluwesannya dalam bergaul serta kesenangan dalam mencoba hal-hal baru membuat Aceng selalu memiliki lingkaran teman dan kenalan yang luas. Meski secara fisik memiliki keterbatasan, secara mental Aceng sungguh luar biasa. Aceng selalu bias berhati gembira, populer, dan sangat terbuka terhadap orang-orang baru. Dia mendekati dunia dengan rasa ingin tahu dan terbuka. Dia mampu mengendalikan situasi-situasi baru dengan bakat improvisasi yang besar dan lihai.
Kegigihannya tidak diperoleh dengan serta merta. semenjak kecil, karakternya sering bertentangan dengan aturan yang dibuat orangtuanya. Mereka menghendaki Aceng dekat dengan mereka. Dengan begitu, mereka tidak akan kesulitan mengawasi dan membantu Aceng. Namun Aceng memberontak. Dia ingin dianggap sebagai anak normal.
Buku ini menghadirkan kisah Aceng sang pendobrak yang tidak pernah menyerah dengan kondisinya. Berjuang melawan keterbatasan fisik dan ekonomi. Hingga dia berhasil mempersunting seorang kembang desa mempunyai anak normal, dan terkenal karena kepiawaiannya. Aceng telah memberi pelajaran buat semua orang tentang bagaimana cara menjalani hidup yang benar dan cara bersyukur kepada Tuhan.