Kemiskinan merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri di dunia ini. Kemiskinan menjadi persoalan hampir di seluruh negara. Fenomena kemiskinan kerap terjadi bukan karena orang itu miskin tetapi disebabkan oleh ketidakadilan. Menanggapi fenomena ini, realitas kemiskinan bukan hanya tanggung jawab negara tetapi juga Gereja. Ditengah-tengah masyarakat yang miskin gereja juga dipanggil untuk hidup dan ada bersama mereka yang miskin. Yesus dalam karya penyelamatan telah hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Gereja juga diundang untuk hidup seperti Yesus yang mau berkorban atau memihak mereka yang miskin. Dengan diterbitkannya ensiklik Evangelii Gaudium, menjadi salah satu cara bagaimana berpihak kepada orang miskin. Melalui ensiklik ini Paus Fransiskus ingin mengembalikan dan mengangkat kembali martabat kaum miskin di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana gereja sungguh terlibat dan berpihak terhadap kaum miskin di Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan Malang dan Paroki St. Andreas Tidar dalam terang Evangelii Gaudium. Metodologi penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pertanyaan terbuka (open-ended questions). Hasil yang ditemukan adalah bahwa Paroki Kayutangan dan paroki St. Andreas Tidar sudah berpihak kepada orang miskin. Gereja sudah berusaha menerapkan apa yang menjadi seruan Paus Fransiskus yang terdapat dalam Evangelii Gaudium. Kedua paroki yang menjadi tempat penelitian sudah berusaha memberdayakan dan memperhatikan kaum miskin. Kata Kunci: Orang miskin, Gereja, keberpihakan, pelayan pastoral, pemberdayaan.