Banyak orang terpesona akan kisah seorang pendeta Prancis abad kesembilan belas. Pendeta itu menemukan sesuatu di desanya di kaki gunung Pyrenees, yang membuatnya bisa menghimpun kekayaan dan kemudian membelanjakan sejumlah jutaan poundsterling. Kisah itu tampaknya berawal dari harta terpendam tersebut kemudian menjadi sebuah kisah penyelidikan ala detektif bersejarah yang tidak dapat diteladani – sebuah pencarian Grail modern yang membawa kita kembali ke masa silam melalui perkamen bertuliskan kode-kode yang tidak jelas, perkumpulan-perkumpulan rahasia, Ksatria Templar, kaum Kathari yang bid’ah di abad dua belas dan tiga belas, dan dinasti raja-raja Perancis yang tak jelas yang berhenti berkuasa lebih dari 1300 tahun yang lalu.

Sekarang, setelah penelitian yang memakan waktu lebih dari sepuluh tahun, Henry Lincoln dan rekan pengarangnya, Michael Baigent dan Richard Leigh, menerbitkan hasil-hasil penyelidikan mereka yang penuh dengan teka-teki yang tidak menyenangkan. Inti penemuan Rennes-le-Château bukanlah merupakan kekayaan materi, namun sebuah rahasia yang menggemparkan dan kontroversial, yang menyebar dari sebuah desa kecil di pegunungan Pyrenees hingga melampaui peradaban Barat. Rahasia itu bukan hanya menimbulkan rasa ingin tahu akan sejarah, tetapi akibatnya juga merentang jauh hingga ke politik kontemporer dan seluruh bangunan besar keyakinan Kristen. Hal tersebut mengaitkan Holy Grail [Cawan Suci] – bukan sebagai piala mistis dari legenda abad pertengahan, tetapi sesuatu yang lebih nyata, yang memegang peranan sangat penting dalam pembentukan sejarah Barat.

Teka-teki tersebut meluas hingga masa kini, melibatkan orang-orang seperti de Gaulle dan Malraux, juga membuat suatu cahaya baru yang mengagumkan tentang peristiwa-peristiwa seperti Renaissance [Masa Pencerahan] dan Perang Salib. Yang paling mencengangkan adalah yang berhubungan dengan asal-usul Kekristenan dan jati diri Yesus.