Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Estetika Drama Tari Topeng Malang (Tinjauan Antropologi Budaya)
Manusia dalam rentang waktu dan tempat selalu berusaha menyingkap realitas terdalam kehidupan. Usaha menyingkap realitas sering berbenturan dengan kondisi lingkungan, adat, dan budaya setempat. Seni merupakan jembatan klasik dan simbolis untuk menyingkap realitas yang ada. Dalam kesederhanaan, tanpa banyak uraian, penjelasan dan aturan, seni menyingkap makna terdalam kehidupan ini. Melalui seni, hati dan budi digerakkan menuju suatu pengondisian yang matang dan penuh interpretasi.
Seni merupakan cermin sebuah kebudayaan. Perubahan dan pergeseran nilai seni suatu daerah menunjukkan pergeseran kebudayaan daerah tersebut. Pudarnya seni menjadi indikasi pudarnya nilai-nilai luhur suatu kebudayaan. Menceritakan makna kehidupan dalam tradisi menjadi peran suatu kebudayaan. Kehilangan sebuah kebudayaan berarti kehilangan sebuah cerita akan makna kehidupan. Salah satu bentuk seni tertua adalah tari. Tari membingkai kehidupan dalam gerak-gerak ritnis yang harmonis. Keindahan suatu tarian tidak hanya ditangkap. secara visual melainkan juga lewat pengenalan dan penyelaman makna yang hendak disampaikannya. Dalam suatu tarian selalu ada makna komunikatif dan simbolis yang hendak disematkan. Salah satu bentuk seni tari tersebut ialah Drama Tari Topeng Malang.
Drama Tari Topeng Malang dimainkan oleh seorang dalang dan didukung oleh beberapa pemain. Semua pemain yang berperan sebagai wayang mengenakan topeng untuk menutup wajahnya. Karena itu, kesenian ini juga disebut Wayang Topeng atau Drama Tari Topeng Malang. Drama Tari Topeng Malang, merupakan salah satu bentuk tari tertua di Malang. Topeng menyajikan pemaknaan kehidupan dalam bentuk simbol. Gerak, warna, dan bentuk topeng merepresentasikan karakter, hasrat, dan keinginan terdalam. Ketersembunyian misteri kehidupan manusia, ibarat ketersembunyian wajah dalam topeng. Kehidupan dalam sejuta misterinya, memiliki topeng yang sering harus dipilih dan diperankan. Usaha untuk memilih topeng, kerap menentukan peran dan lakon apa yang harus dimainkan.
Kisah Panji dan Klana Sewandana yang merepresentasikan kebaikan dan kejahatan menjadi nilai luhur yang tersirat dalam Drama Tari Topeng Malang. Ironisnya nilai luhur ini tidak selalu memiliki kekuatan untuk melestarikan suatu karya seni. Arus globalisasi menjadi tantangan tersendiri eksistensi seni tadisional, khususnya Drama Tari Topeng Malang. Inilah paradoks kehidupan, ketika yang benar tidak selalu menjadi pilihan bahkan ditinggalkan karena arus zaman yang semakin dinamis. Manusia meninggalkan pertunjukkan Drama Tari Topeng Malang dan memilih mengenakan “topeng-topeng kehidupan".
Ketersediaan
I32699-C1 | I32699 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Strata Satu Filsafat Teologi
|
---|---|
No. Panggil |
I32699
|
Penerbit | Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang., 2013 |
Deskripsi Fisik |
105 [XV] p., 28 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
Carmel, III No.60/192
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain