Image of Jawa-Islam-Cina: Politik Jatidiri Dalam Jawa Safar Cina Sajadah

Text

Jawa-Islam-Cina: Politik Jatidiri Dalam Jawa Safar Cina Sajadah



Jawa Safar Cina Sajadah. Ungkapan lisan yang muncul pada masa kesultanan Demak Bintara abad ke-16 itu menyiratkan matra Jawa, Islam, dan Cina; sekaligus menyiratkan pula persinggungan dan/atau pertautan budaya Jawa, Islam, dan Cina. Dalam rentang Panjang pertemuan Jawa-Cina, seluruh kondisi yang ada pada akhirnya menciptakan dan sekaligus membangun watak sosial yang khas. Dari kacamata politik identitas, watak sosial boleh jadi akan dianggap menggarisbawahi adanya perbedaan. Namun, beranjak dari logika pengetahuan Jawa, yang dimaksud dengan perbedaan (dalam kacamata politik identitas) sejatinya adalah pembedaan karena melibatkan unsur yang lebih eksternal, yakni hegemoni wacana dominan di dalamnya. Pada ruang ini kekuasaanlah yang sepenuhnya memainkan peran. Pembedaan biasanya baru akan berjalan masif setelah perbedaan diketahui oleh otoritas penguasa. Dapat dipastikan bahwa pada kasus ini pembedaan antara masyarakat Jawa dan Cina bekerja hampir di seluruh bidang kajian politik identitas. Sementara dalam sudut pandang kaidah jawa, perbedaan lahir hanya karena sifat esensial sehingga merupakan sebuah kenyataan yang harus diterima selain wajib disikapi dengan bijak.


Ketersediaan

I03815-C1I03815My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I03815
Penerbit Wedatama Widya Sastra : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
16 x 23 cm / 351 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9789793258973
Klasifikasi
181.16 / TOM / j
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini