Image of Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna

Text

Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna



BUKU tentang semiotika ini dimulai dari sebuah definisi semiotika yang dikemukakan oleh Umberto Eco yang mengatakan, bahwa semiotika "...pada prinsipnya adalah sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta (lie).' Definisi Eco ini-meskipun mungkin sangat mencengangkan banyak orang-secara ekplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri. Kenapa? Karena, semiotika sebagai satu bentuk representasi pada dasarnya adalah sesuatu yang hadir namun menunjukkan bahwa sesuatu di luar dirinyalah yang dia coba hadirkan. Representasi tidak menunjuk kepada dirinya sendiri, namun kepada yang lain. Karena sifat dasarnya itulah, maka representasi sering dipermasalahkan ihwal kemampuannya untuk bisa menghadirkan "sesuatu” di luar dirinya, karena seringkali representasi malah beralih menjadi "sesuatu” itu sendiri. Jurang yang terbentuk antara representasi dan yang direpresentasikan ini seringkali terlupakan oleh manusia.
Nah, permasalahan “tipuan" seperti inilah yang menjadi landasan pembahasan tentang [hiper]semiotika dalam buku. Inilah buku yang menjadi rujukan wajib bagi para pemerhati semiotika dan cultural studies.


Ketersediaan

I26031-C1I26031My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I26031
Penerbit Jalasutra : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
15 x 21 cm / 346 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979368416X
Klasifikasi
302.222.3 / PIL / h
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini