Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa dunia barat cenderung untuk berlomba menuju kehancuran sosial dari pada memberkati rumah tangga mereka dengan jiwa keibuan yang kuat. Dekadensi rasa estetis laki-laki modern juga turut memperburuk keadaan ini dengan mengidolakan figur yang ramping dan langsing.
Maka, tak heran bila terjadi perlombaan untuk menjadi ramping. Lelaki lebih menilai kecantikan dalam koridor hubungan seksual yang singkat daripada harapan akan jiwa keibuan yang mulia.
Hal inilah yang mendukung budaya kecantikan menjadi altar yang menuntut ritual dan persembahan kaum perempuan.
Ironisnya, ada orang muslim sendiri, yang memutar balikkan hukum-hukum Al Qur'an untuk mendukung dan mendasari prasangka buruk tentang hal ini. Walhasil, aurat, jilbab, dan kesucian
wanita telah kehilangan signifikansi aslinya bagi mereka. Tanpa disadari pelecehan seksual, kekerasan, dan perilaku jahat lainnya semakin hidup dan berkembang dalam masyarakat. Lalu, bagaimana kita mengantisipasi dan memperbaikinya? Apa solusi dari Allah dan Rasul-Nya?