Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Punakawan Menggugat: Kisah Heroik Dari Para Abdi Sejati!
Punakawan merasa heran dengan sikap junjungan mereka, para Pandawa, yang terlena kekuasaan hingga melupakan kewajiban sebagai pemimpin. Mereka justru sibuk membuat Candi Saptaarga sebagai tanda terima kasih kepada kekek mereka Begawan Abiyasa, padahal Abiyasa sendiri tidak menghendaki pembuatan candi tersebut.
Suatu hari datanglah Abimanyu dengan wajah sedih. Selain mengadukan kelakuan para Pandawa yang tak lagi memperhatikan rakyat, ia juga mengeluhkan hubungan kasihnya dengan Dewi Lesmanawati, putri Prabu Duryudana, yang tidak mendapatkan restu dari pihak Astina.
Kiai Semar pun menyarankan Abimanyu untuk bertapa di Gunung Parasu, namun dalam wuju ikan nila bersisik emas. Abimanyu setuju. Selanjutnya, Semar mengubah wujud Abimanyu menjadi ikan nila bersisik emas dan menyuruh Bagong menceburkan ikan itu ke Danau Tirtaranu yang terletak di Gunung Parasu.
Lantas, bagaimanakah kisah selanjutnya?
Tentu saja, sepak terjang para Punakawan bakal mewarnai dengan kental novel kaya kearifan ini. Jika kekuasaan bengkok, maka kewajiban rakyatlah yang meluruskannya. Jika para Pandawa lupa diri, maka tugas merekalah yang mengingatkannya. Meski cara dan protes yang dipakai sangat unik dan menarik, termasuk membantu menyelesaikan masalah pribadi junjungan mereka bila diminta. Sebagaimana yang menimpa Abimanyu, putra terkasih Arjuna.
Ketersediaan
I17606-C1 | I17606 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I17606
|
Penerbit | DIVA Press : Yogyakarta., 2012 |
Deskripsi Fisik |
15,5 x 24 cm / 366 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9786027641372
|
Klasifikasi |
899.222 / KRE / p
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain