Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Manusia: Makhluk Beratribut
Manusia adalah pelakon panggung kehidupan dengan segata atribut yang melekat dalam dirinya. Karena itu, ia menjadi makhluk yang sangat menarik untuk direfleksikan. Heraklitus melihat segata sesuatu termasuk manusia sebagai yang dinamis, bukan statis. Tokoh perintis yang menobatkan manusia dengan martabat nilainya adalah Aristoteles: "Manusia adalah makhluk yang berakal budi". Konsepsi ini dikembangkan terus sampai pada zaman Marx yang menobatkan manusia sebagai ''makhluk yang beraksi atau berpraksis". J. Huizinga melihat manusia sebagai makhluk bermain, makhluk berdoa dan makhluk bekerja. Para filsuf eksistensial mengatakan manusia adalah makhluk sosial. Esse est co-esse, ada selalu berarti "ada bersama ada yang lain". Sedangkan, pada segala zaman dan di setrap tempat, agama merupakan masalah yang rumit dan sangat aktual untuk dibicarakan. Di satu pihak, agama dijunjung tinggi sebagai pedoman menuju keselamatan manusia; atau, sebagai jaminan yang memberi rasa aman bagi para pemeluknya. Di lain pihak, agama justru dilihat sebagai ekspresi yang tidak menguntungkan, bahkan sangat merugikan manusia. Namun, bagaimanapun mayoritas manusia tetaplah makhluk beragama. Bapak ilmu Ekonomi dunia, Adam Smith {1729-1790J, dalam bukunya "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of the Nations” (1976), mengatakan semua manusia adalah makhluk (manusia) ekonomi. Sementara, manusia adalah makhluk rekreasi, muncul sebagai penyeimbang dan peringatan agar kita tidak sampai terlalu bermain dengan kapitalis. Jangan sampai materi diyakini sebagai jaminan mutlak kebahagiaan lalu terjadilah penyerahan seluruh kekuatan untuk mengejarnya. Padahal, tubuh manusia yang mulia ini memiliki kapasitas yang terbatas. Aristoteles, filsuf yang eksis sesudah Plato mengenalkan konsep manusia sebagai "makhluk politik".
Pernyataan terkenal Aristoteles yang banyak dikutip hingga saat ini yakni : "dari kodratnya manusia adalah makhluk politik". Terakhir, segata perbedaan membuat manusia rentan terhadap konflik sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk yang berkonflik. Segata atribut ini adalah bagian dari dan menjadi milik manusia.***
Ketersediaan
I31442-C1 | I31442 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I31442
|
Penerbit | Kanisius : Yogyakarta., 2016 |
Deskripsi Fisik |
15 x 21 cm / 136 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9789792145625
|
Klasifikasi |
248.4 / SIA / m
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain