Buku ini berisikan pesan-pesan Paus Yohanes Paulus II yang disampaikan pada kesempatan Hari Komunikasi Sedunia sejak pesan pertama tahun1979 hingga pesan terakhirnya pada tahun 2005. Pergulatan beliau dalam dunia komunikasi dilandasi oleh keyakinan akan kekuatan dialektis kata-kata atau ihwal berbicara yang “memiliki suatu kekuatan luar biasa untuk mempersatukan orang-orang atau menceraiberaikan mereka, untuk menempa ikatan persahabatan atau memicu permusuhan” (Amanat Hari Komunikasi Sedunia XXXIX Tahun 2005).
Di balik itu, ada keyakinan teologis yang sangat kokoh tentang Firman (kata-kata) Allah itu sendiri sebagai model dan pola segenap komunikasi. “Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada jaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya… Firman yang menjadi manusia telah membangun sebuah perjanjian baru antara Allah dan umat-Nya – sebuah perjanjian yang juga mempersatukan kita dalam persekutuan seorang dengan yang lain” (ibid)
Mengapa Voice in the Wilderness?
Pertama, ia adalah voice of the voiceless, suara dari kaum yang tak bersuara, kaum yang dibungkamkan. Yohanes Paulus II sendiri menegaskan “media merupakan penyambung lidah kelompok-kelompok tertentu dapat memberi andil bagi perwujudan keadilan dengan menyuarakan kaum yang tak bersuara”.
Kedua, ia adalah suara yang menolak diam, ia adalah suara yang menampik bungkam. Ia akan bersuara dan terus berkata-kata, baik atau tidak baik waktunya, entah didengarkan atau diabaikan. Ia bagai nabi yang terus memekik nyaring, juga di padang gurun dan dari padang gurun ia meneriakkan pertobatan.
Dua hal di atas menemukan titik temunya dalam sosok Paus Yohanes Paulus II, Paus Komunikasi.
Kumpulan pesan ini ingin menantang kita untuk bertobat dan mengindahkan pesan Tuhan di dunia, agar semakin didengarkan dan tidak dibiarkan berlalu begitu saja.