Mukjizat adalah suatu karya Allah yang adikodrati, dapat dirasakan oleh pancaindra manusia, namun tak dapat dijelaskan oleh nalar manusia dan ilmu pengetahuan. Keseluruhan karya Allah adalah mukjizat itu sendiri. Allah melakukan mukjizat itu atas kehendak hati-Nya dan atas dorongan belas kasih-Nya bagi ciptaan-Nya untuk membantu seluruh ciptaan mengangkat jiwa dan hati kepada Ia yang Ilahi.

Kita yang berkubang dosa dan kelemahan ini, tak mungkin mencapai Allah jika bukan Allah sendiri yang datang dan mengangkat kita kepada-Nya. Mukjizat demi mukjizat ia selenggarakan di tengah kita: mulai dari penciptaan dari kehampaan, perjanjian-Nya kepada para bapa bangsa, perintah dan hukum-Nya melalui para nabi dan mencapai kepenuhan pada saat Ia sendiri masuk ke dalam sejarah terbelenggu waktu dan ruang, dalam Diri Yesus Kristus, Putra-Nya, itulah mukjizat yang paripurna, di kala Allah menjadi manusia dan tinggal di tengah kita.

Melalui hidup dan karya-Nya, Sang Putra Allah mengerjakan banyak mukjizat selama hidup-Nya di dunia ini. Di akhir hidup-Nya, terdorong oleh kasih-Nya pada manusia di sepanjang zaman. Ia melakukan mukjizat baru yang ia tetapkan untuk tinggal di dunia ini sampai akhir zaman. Bila Allah menyembunyikan keilahian-Nya dalam diri Yesus dari Nazaret kini kemanusiaan-Nya pun Ia sembunyikan dalam rupa roti dan anggur. Ya, pada akhir Hidup-Nya, Yesus mengubah roti menjadi Tubuh-Nya dan anggur menjadi Darah-Nya sendiri.