Image of Anatomi Konflik & Solidaritas Masyarakat Nelayan: Sebuah Penelitian Sosiologis

Text

Anatomi Konflik & Solidaritas Masyarakat Nelayan: Sebuah Penelitian Sosiologis



Tatkala peraturan-perundangan tidak lagi menjamin rasa keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat, maka saat itu pulalah mulainya bersemi benih konflik.
Konflik terkadang liar dari kata kelola serta persoalan ini pada gilirannya secara sistemik menimbulkan pembenturan (bukan bersinergi) kepentingan yang berbeda. Di satu sisi nelayan lokal tradisional di lembah sub-human yang berpenghasilan rendah (low income carners) menganggap sumber daya nelayan merupakan ”food security” (jaminan kehidupan masa depan) dan merupakan hak ulayat laut mereka”, sehingga mereka mengambil biota laut mengutamakan protektif, di lain sisi nelayan luar daerah yang modern menganggap sumber daya laut adalah boleh diambil siapa saja (Cammons property resurces) walaupun dengan cara non protektif. Sementara sumber daya laut (baik ikan maupun non ikan) adalah terbatas, pengambilan yang tidak protektif (dioprasikannya jaring trawl tidak sesuai dengan peraturan-perundangan) adalah salah satu pemicu terjadinya konflik nelayan yang terjadi di mana-mana di sepanjang pantai Indonesia termasuk di Sakates kecamatan Kumai-Kalimantan tengah (sebanyak 28 buah kapal trawl yang di bakar, ditenggelamkan, dan di tahan, serta awak kapalnya disiksa).
Konflik nelayan selama th.1975-1998 (konflik tertutup) dan th. 1998-2002 (konflik terbuka), ketidakjelasan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan kemaritiman dan ketidaktetapan pengelolaan konflik inilah membuat bangunan raksasa emosi massa yang terakumulasi dalam bentuk solidaritas dan komunal, atas dasar ketidakpercayaan (publict-distrast), terhadap supremasi hukum, maka di luar pemikiran dan kebiasaan (masyarakatnya yang biasanya taat norma dan hukum) mereka melakukan amuk sebagai simbol hancurnya martabat peradilan (countemp of court) dan sekaligus arus tensi pembangkangan sebagai wujud protes terhadap ligitimasi kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang mestinya wajib melindungi.
Kehadiran buk ini merupakan jawaban atas kelangkaan publikasi problematika yang dihadapi masyarakat nelayan yang sebagian besar kantong-kantong kemiskinan struktural dan fungsional yang sensitif terhadap api konflik, serta memotret sulitnya para nelayan keluar dari fatalisme marginalisasi kubangan lumpur kemiskinan. Buku ini menyemarakan perdebatan arah kebijakan pembangunan kelautan yang sampai saat ini semakin jauh dari harapan.


Ketersediaan

I29256-C1I29256My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I29256
Penerbit Pustaka Pelajar : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
14 x 21 cm / 274 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9791277958
Klasifikasi
361.5 / UTS / a
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini