Banyak keindahan dan kepedihan yang tersimpan Dalam kisah-kisah cinta nyata ini. Cinta menyembuhkan kepedihan dan cinta menimbulkan kepedihan. Anda akan tersenyum membaca kisah cinta monyet gadis kecil delapan tahun yang begitu mengharapkan cintanya dibalas, sampai-sampai ia menggunakan ancaman kekerasan dan bunuh diri. Cintai aku-atau aku akan bunuh diri dan memukulmu, katanya. Tapi gadis itu tidak tersenyum. Ia terluka. Yang dirasakannya adalah kepedihan yang manis dan tak tertahankan dari kerinduan yang dalam. Cinta yang bertepuk sebelah tangan menimbulkan keputusasaan. Perasaan semacam itu tidak semestinya diremehkan sebagai kebodohan menggelikan seorang anak. Perasaan semacam itulah yang justru menjadi inti utama karya sastra besar, tragedi mengharukan, dan tema opera.
Anda akan tertawa dan terpaku sedih saat membaca kisah-kisah ini, sebab Anda akan mendapati diri Anda dalam sebagian besar di antaranya. Siapa yang belum pernah begitu mencintai seseorang dulu, ketika masih sangat muda--di SD, SMU, atau perguruan tinggi? Siapa yang tidak pernah menyimpan cinta rahasia seperti laki-laki yang mencintai wanita penjual bunga dalam buku ini, atau wanita yang masih saja terkenang akan seluas senyum cerah seorang pria? Kita semua pernah mengalaminya--dan semoga keindahan-keindahan kecil dalam hidup kita yang penuh rahasia itu tak pernah berhenti. Cinta itu buta--dan cinta bisa membukakan mata. Cinta bisa membuat Anda ingin mati--dan cinta bisa membuat Anda ingin hidup.