Bagaimana jadinya jika 28 orang dengan latar belakang yang berbeda, juga dari tempat asal yang berbeda, berkisah tentang Indonesia Timur Tempo Doeloe dengan bermacam hal yang berbeda pula? Semacam membaca buku harian yang menceritakan pengalaman-pengalaman unik selama berada di Indonesia Timur namun dengan masa yang relatif kita sendiri belum ada tentunya.
Buku ini merupakan kumpulan cerita berupa liputan yang beraneka warna setengah abad wilayah Indonesia Timur yang unik dan kaya secara ilmiah namun jelas-jelas terasing. Pengalaman masa lalu 28 orang yang kemudian tertarik, jatuh cinta, bahkan tersasar ke sana sejak abad ke-16 sampai ke-21.
Sejak rute ke Pulau Rempah ditemukan pada 1513, para petualang Eropa telah merekam perjalanan mereka. Namun romantisme seputar Kepulauan Rempah bukan motivasi yang melulu mendorong orang-orang mengunjungi Indonesia Timur. Mereka menembus hutan lebat atau laut berombak ganas agar sampai ke pulau-pulaunya yang menyebar dan terpencil juga untuk menjelajah, melakukan penemuan ilmiah, berperang, mencari bantuan, memperoleh keuntungan dari perdagangan atau sekadar bertamasya.
Nama-nama seperti Pulau Komodo, Raja Ampat, Lombok, Seram, Banda, Flores atau Laut Sawu, Arafuru, Puncak Jaya, Tana Toraja, Minahasa, Kerajaan Ternate-Tidore, Kota Makassar, Ambon termasuk perairan utara Australia punya budaya unik, sejarah memikat, dan wilayah geografis yang beragam.
Bayangkan, Tana Toraja yang sedari dulu mempesona, rupanya berhasil memikat seorang perwira angkatan darat Inggris untuk berlibur. Lantas, seunik apakah kehidupan di Pantai Barat Sulawesi tempo doeloe bagi seorang perwira pertama Kapal Amerika Enterprise? Ada lagi seorang jurnalis juga penulis yang mencoba menembus hutan Pulau Seram pada tahun 1973. Masih banyak lagi cerita unik Indonesia Timur Tempo Doeloe yang mungkin bisa jadi sebuah jendela waktu untuk melihat Negara kita bagian timur.