Sebelum abad ke-20 banyak dari kelompok sosial budaya yang tidak puas dengan metode penelitian yang berkembang saat itu, karena kelompok sosial budaya dikelompokkan menjadi ilmu sosial sehingga metode penelitiannya mengikuti langkah-langkah survei. Hasil penelitian ini sering tidak sesuai dengan realita, kadang-kadang masih bersifat dugaan. Oleh sebab itu, pada abad ke-20 timbul aliran baru di dalam metodologi penelitian yang hasilnya diharapkan merupakan realita. Pada abad ke-20 timbullah aliran baru di dalam metodologi penelitian terutama dimunculkan oleh kelompok budaya yang disebut dengan phenomenologi di mana peneliti luluh di dalam objek yang diteliti. Metode ini diharapkan lebih berupa realita daripada dugaan. Oleh karena itu, edisi kedua ini dibagi menjadi lima bab (pada edisi pertama terdiri dari 4 bab). Mudah-mudahan edisi revisi ini dapat memberikan penjelasan tentang phenomenologi.