Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Filsafat Jawa: Menggali Butir-Butir Kearifan Lokal
Kata filsafat berasal dari sebuah kata majemuk dalam bahasa Yunani, philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan. Sedang orang yang melakukannya disebut filsuf yang berasal dari kata Yunani philosopos. Kedua kata itu sudah lama dipakai orang. Dari sejarah telah terungkap bahwa kata-kata itu sudah dipakai oleh filsuf Socrates dan Plato pada abad V sebelum Masehi. Seorang filsuf berarti seorang pecinta kebijaksanaan, berarti orang tersebut telah mencapai status adimanusiawi atau wicaksana. Orang yang wicaksana disebut juga sebagai jalma sulaksana, waskitha ngerti sadurunge winarah atau jalma limpat seprapat tamat.
Filsafat Jawa bagi orang-orang yang membahas dunia pewayangan tidak pernah ditemukan kesamaan pendapat, karena titik tolaknya berbeda. Hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan karena memang tidak perlu sama. Justru perbedaan-perbedaan itu diperlukan, karena akan saling melengkapi sehingga malah memperkaya perbendaharaan filosofi. Wayang sebagai pertunjukan merupakan ungkapan dan peragaan pengalaman religious yang merangkum bahwa wayang dan pewayangan mengandung filsafat yang dalam dan dapat memberi peluang untuk melakukan filsafati dan mistis sekaligus. Di dalam kebudayaan Jawa, kesempurnaan berarti mengerti akan awal dan akhir hidup atau wikan Sangkan paran.
Ketersediaan
I03710-C1 | I03710 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I03710
|
Penerbit | Warta Pustaka : Yogyakarta., 2006 |
Deskripsi Fisik |
14 x 21 cm / 470 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
181.16 / AST / f
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain