Dengan memakai istilah "The glory of God”, Louis Bouyer membawa kita pada permenungan kosmos dalam keluasan dan kedalamannya yang tak terbatas; suatu cahaya yang berasal dari setiap bentuk eksistensi, dan dari kosmos sebagai suatu keseluruhan. Tradisimonoteis yang paling umum pun tetap menyuarakan keyakinannya bahwa adanya Allah bisa dikenal oleh manusia "Only and through his creation". Permenungan itu memunculkan beberapa pertanyaan fundamental yang dampak eksistensialnya begitu penting dari segi religius dan filosofis. Misalnya: Apakah dunia kodrati ini hanya bersifat kodrati? Apakah alam semesta ini bisa disebut: penciptaan, sebagai hasil dari suatu proyek ilahi? Jika dunia kodrati ini adalah bidang penelitian si ahli sains, bagaimana si filsuf dan si teolog bisa mendeskripsikannya sebagai "daerah" kegiatan Allah? Sesuatu dari kecenderungan-kecenderungan zaman ini yang tak pernah diprediksi dan yang sangat mengejutkan adalah: kembalinya masalah Allah ("the reasking of the God-question") dalam orbit penelitian ilmiah empiris tentang dunia kodrati ini. Tentu saja tidak dikatakan bahwa sains membuktikan eksistensi Allah atas dasar "scientific evidence".Tetapi toh yang signifikatif sekali di sini adalah bahwa "the God-question is remerging as an intelligible question within the context of the study of nature".
Buku ini menyajikan suatu inisiasi yang bermanfaat sekali tentang semua masalah penting yang berhubungan dengan kosmos: pendirian dan asal usulnya; sejarah dari jenis-jenis penjelasannya dari mitos kosmogonis sampai ke kosmologi-kosmologi filosofis yang beraneka ragam. Pendeknya, buku ini merupakan contoh pendekatan interdisipliner, di mana sains, mitos, filsafat, teologi, pengalaman poetis dan teknologi terus-menerus berdialog satu sama lain. Banyak insight yang sama sekali berbeda, baik kuno maupun modern dan postmodern, dalam sebuah sistesis yang sangat kaya, sehingga materi kosmos ini membawa kita sampai kepada misteri Allah sendiri, Sang Pencipta.