Buku ini merupakan wujud paling konkret dari kegundahan hati para cendekia membaca tanda-tanda zaman. Inilah wujud dari suara moralitas yang seharusnya menjadi lentera dunia. Sebagai lentera, prinsip-prinsip moral bercahaya di dalam hati setiap orang, termasuk para penyelenggara negara ini, membakar kehendak setiap kita, dan menggerakkan tekad untuk mempraktikkan apa yang diketahui sebagai benar dalam tindakan yang benar dan mulia. Dan, sebagai lentera peradaban dunia, prinsip-prinsip moral akan terus didendangkan dari mulut para cendekia, ketika mereka dengan suka cita menjalani hidup dalam melibati dunia sekaligus mengambil jarak atasnya.
Berangkat dari buku Moralitas, Lentera Peradaban Dunia sebagai salah satu wujud refleksi kritis atas realitas sekarang, para cendekia dan pemikir lainnya ditantang untuk menemukan alasan terdalam dari berbagai krisis kebangsaan yang sedang dihadapi sekarang. Mengapa berbagai krisis kebangsaan terus melanda bangsa ini? Mengapa pengetahuan akan yang benar dan salah secara moral tidak sanggup menggerakkan kehendak para penyelenggara negeri ini untuk bertindak benar secara moral? Mengapa nilai-nilai kebaikan dan kebajikan yang diwartakan agama seakan mandul menggerakkan hati para penyelenggara negara untuk menjalankan kekuasaan secara bermartabat? Mengapa kekayaan materi lebih dikedepankan sebagai alasan dalam meraih kekuasaan? Mengapa agenda pribadi dan kelompok menaklukkan cita-cita mulia sebagai bangsa? Di titik inilah refleksi kritis para pemikir digugat. Dapatkah “teka-teki” dan pertanyaan-pertanyaan kritis ini ditanggapi secara mendalam demi pencerahan perjalanan bangsa ini?