Image of Minum Dari Sumber Sendiri: Dari Alam Menuju Tuhan (20) / Benny Phang, Valentinus (Editor)

Text

Minum Dari Sumber Sendiri: Dari Alam Menuju Tuhan (20) / Benny Phang, Valentinus (Editor)



Manusia sudah teralienasi dari tempatnya berpijak, yakni lingkungan tempat hidup. Manusia juga teralienasi dengan makhluk-makhluk hidup yang lain: tetumbuhan dan margasatwa. Bukanya lingkungan dan makhluk hidup yang lain itu sendiri yang mengasingkan manusia, namun justru manusialah yang mengalienasi diri dari mereka. Kenyataan bahwa manusia memiliki akal budi, suatu kemampuan unggul yang menarik garis batas yang tegas antara dengan ciptaan lain, membuat manusia menjadi arogan dan menjadikan dirinya sebagai pusat semesta alam. Segala sesuatu harus ada di bawah telapak kakinya seraya mesti tunduk menyembahnya. Dengan demikian manusia mencipta ulang darinya menjadi Allah bagi ciptaan lain. Relasi yang akhirnya dibentuk adalah relasi dominatif terhadap sesama ciptaan yang lain. Ia lupa bahwa relasi dengan ciptaan yang lain adalah relasi yang inter-dependen. Ini adalah cikal bakal kerusakan alam dan lingkungan hidup yang menjadi isu hangat dan urgen dewasa ini. Buku ini menggeluti permasalahan lingkungan hidup melalui pemaparan masalah, kritik atas filsafat yang keliru, revisi atas eksegese Kitab Suci yang terlanjur dipahami berat sebelah, dan penawaran solusi atas masalah lingkungan hidup. Selain itu, buku ini memberikan sumbangan yang nyata yang berupa kearifan-kearifan lokal yang terbentang mulai dari Kalimantan, Jawa dan Flores. Kearifan lokal memang jauh lebih ramah lingkungan daripada falsafah modern yang bercirikan materialistik. Dengan mencermati dan merenungkan kearifan lokal, manusia modern diajak untuk kembali menjadi bijak seraya juga diajak untuk menyadari kembali relasinya yang selama ini destruktif terhadap lingkungan hidup. Kearifan lokal yang bermuatan eco-etika ini akan menuntun manusia pada suatu kesadaran yang pada gilirannya akan membawanya ke dalam tataran iman yang membumi yakni pertobatan ekologis. Memang kebijaksanaan lama tidak selalu harus dipandang usang. Kearifan lokal sebenarnya adalah suatu kecerdasan setempat, suatu kejeniusan lokal, yang sesungguhnya mampu mencelikkan mata manusia modern. Dengan "minum dari sumber sendiri" yang berupa kearifan lokal, manusia modern akan dituntun dari alam menuju Tuhan.


Ketersediaan

I29962-C2I29962My LibraryTersedia
I29962-C1I29962My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, Edisi Khusus 40 Tahun
No. Panggil
I29962
Penerbit STFT Widya Sasana : Malang.,
Deskripsi Fisik
315 p., 21 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
14119005
Klasifikasi
Carmel, II No.1203/20
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini