Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Makna Penggunaan Ulos Dalam Perkawinan Batak Toba (Tinjauan Filosofis Antropologis)
Manusia sebagai mahluk yang berziarah di dunia ini akan selalu menjalin relasi dengan sesamanya. Dalam mempererat relasi, banyak cara yang dapat dilakukan dan salah satunya adalah melalui perkawinan. Melalui perkawinan akan tercipta ikatan antara pria dan wanita untuk membentuk sebuah keluarga. Perkawinan dalam Batak Toba juga merupakan ikatan antara pria dan wanita untuk bersatu dalam membentuk sebuah keluarga. Proses untuk mengikatkan diri tidaklah sesederhana yang dipikirkan, melainkan menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum Batak Toba. Perkawinan dalam hukum adat Batak Toba dimulai dengan proses peminangan, marhusip, marhata sinamot, marsibuhabuhai, dan diakhiri dengan pamasu-masuaon. Kemudian dilanjutkan dengan marhata adat yang diikuti denganmangulosi. Tradisi mangulosi adalah salah satu rangkaian proses perkawinan adat Batak Toba yang harus dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji secara filosofis dan antropologis tradisi mangulosi dalam perkawinan adat Batak Toba. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan ulos menjadi ucapan kasih sayang orang tua atau sanak saudara kepada anaknya yang menikah dan sebagai bekal hidup bagi kedua pengantin untuk melangsungkan kehidupan berumah tangga. Sedangkan secara filosofis antropologis penggunaan ulos bermakna religius, sosial, etis, dan estetis. Dari sudut religius ulos menjadi simbol berkat, simbol cinta, dan simbol relasi antara si pemberi dan penerima. Dari sudut sosial ulos menjadi simbol persaudaraan dan komunikasi dalam upacara adat. Juga, menjadi simbol kedudukan dalam struktur sistem sosial masyarakat Batak Toba. Dari dimensi etis, ulos menjadi sarana untuk menghormati sesama secara personal. Dari sudut estetis, ulos menjadi keindahan bagi masyarakat Batak Toba. Ulos dalam hidup dan perkawinan Batak Toba sangat esensial. Oleh karenaitu, kiranya orang Batak khususnya kaum muda agar lebih memperhatikan makna dari penggunaan ulos. Sehingga ulos bukan hanya selembar kain tetapi menjadi sarana untuk berproses sebagai orang Batak.
Keywords: Ulos, Batak Toba, perkawinan, hula-hula, boru, dongan tubu.
Ketersediaan
I21884-C1 | I21884 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Strata I Filsafat Teologi
|
---|---|
No. Panggil |
I21884
|
Penerbit | Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang., 2020 |
Deskripsi Fisik |
118 p., 28 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
Carmel, III No.60/215
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain