Deritanya puncak segala derita. Siksaannya puncak segala siksa. Nestapanya puncak segala nestapa. Jika orang paling sengsara di dunia masih merasakan nikmatnya istirahat dan tidur, tidak demikian dengan penduduk Neraka. Sedetik pun tidak ada istirahat, sesaat pun tidak pernah bisa tidur, secuil pun tidak pernah merasakan nikmat. Siksa demi siksa, sama sekali tidak ada nikmat, meski hanya setetes air. Mereka abadi dalam berbagai macam siksa yang bertubi-tubi. Kalau api di dunia sebesar apapun bisa dan akan padam, tidak demikian dengan api Neraka. Ia terus berkobar menyala selama-lamanya. Karena di antara bahan bakarnya adalah manusia itu sendiri. Kasurnya adalah api, naungannya api, pakaiannya api, minumannya air panas yang memutus-mutus usus mereka, makanannya buah zaqqum yang kalau diteteskan satu tetes ke dunia, semua penghidupan di dunia akan binasa, perkelahian, jeritan dan teriakan mereka tak dihiraukan. Tubuhnya dibesarkan, sehingga tempat duduk penghuninya seluas jarak antara Makkah dan Madinah, gigi taringnya saja sebesar gunung Uhud, tebal kulitnya sejauh perjalanan tiga hari. Semuanya agar mereka semakin merasakan pedihnya siksa Neraka, dan yang lebih menyengsarakan mereka tidak hidup, tidak juga bisa mati. Kesempatan hidup hanya sekali. Jangan sampai kita menyesal seperti penyesalan orang-orang kafir yang ingin dikembalikan ke dunia, dan itu tidak mungkin terjadi. Jadikanlah hidup ini sebagai lahan ibadah dan amal shalih yang dengannya semoga Allah merahmati kita, sehingga diselamatkan dari jilatan api Neraka. Bacalah buku ini! Ia dengan gamblang menjelaskan situasi dan keadaan Neraka yang begitu sangat mengerikan seperti yang digambarkan Nabi. Insya Allah ia akan menguatkan tekad kita untuk meniti jalan ketaatan dan iman. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari siksa Neraka-Nya. Amin