Pengalaman mencari spiritualitas pelayanan bagi kaum religius sudah dimulai secara eksplisit oleh tarekat-tarekat religius di Indonesia sejak tahun 1978. Hal ini menjadi bagian dari gerak pembaharuan hidup religius seperti yang digariskan oleh Konsili Vatikan II. Dalam Sidang Pleno MASRI pada tahun itu dibahas masalah inkulturasi" yaitu usaha menghayati hidup religius dalam budaya Indonesia supaya Kabar Gembira Kristus semakin dipahami diterima oleh masyarakat Indonesia dan budayanya. Dengan demikian Kabar Gembira Kristus menjadi bagian hakiki dan integral dalam gerak pembangunan dan pembentukan bangsa Indonesia."