Image of Kontroversi Dan Rekonstruksi Sejarah

Text

Kontroversi Dan Rekonstruksi Sejarah



Buku tipis kecil ini merupakan kumpulan pemikiran Drs. Slamet Soetrisno, pengajar di Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada, yang rajin mencatat fenomena perjalanan sejarah bangsa ini. Isi buku ini semula adalah tulisan-tulisannya yang telah dipublikasikannya di media massa secara terpisah. Sampai pada akhirnya, Slamet memutuskan untuk menghimpun tulisan-tulisan dan makalahnya yang tersebar itu menjadi satu, yang disuguhkan kepada publik dan enak dibaca.
Banyak penghargaan yang diterimanya sebagai seorang penulis yang telah melakukan “lintas batas” pengetahuan ini. Tapi dia pernah mengatakan bahwa filsafat dan sejarah ibarat dua sisi dari sekeping mata uang. Filsafat adalah sejarah yang diabstraksikan dan sebaliknya sejarah adalah filsafat yang dikonkretkan.
Kemampuannya untuk menulis ringkas, padat serta problem solving tidak diragukan lagi. Slamet Soetrisno mempunyai kekuatan mengabstrasikan masalah besar dan aktual untuk direnungkan kembali, tentunya berdasarkan fakta sejarah secara ringan dan objektif.
Yang menjadi perhatian dari buku ini meliputi masalah: (1) Polemik Piagam Jakarta, (2) Bung Karno dan Pancasila, dan (3) Rekonstruksi Sejarah G 30 S-PKI. UUD 1945, Pembukannya, dan Piagam Jakarta merupakan ekstraksi pengalaman dan harapan yang dimanisfestasi secara padat dan sesuai dengan tekanan waktu. Sudah barang tentu dalam masyarakat jamak seperti Indonesia ada saja kelompok yang tidak menyetujui isi Piagam Jakarta dan ada pula yang setuju sesudah ataupun sebelum revisi seperti sekarang ini. Namun yang jelas, kepentingan mayoritas bangsa itu memberi indikasi sebagai kepentingan bersama, dalam arti menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia.
Dalam buku ini, Slamet berhasil menuturkan sesuatu yang barangkali masih kurang diketahui oleh masyarakat luas, seperti alasan mengapa sila kesatu dalam Piagam Jakarta sebelum direvisi hanya memihak kepada umat beragama Islam, yang kemudian alasan mengapa sila tersebut akhirnya direvisi kembali, atau menjawab siapa sebenarnya “pencipta” Pancasila, A. Yani atau Soekarno? dan sebenarnya drama apa yang sedang dilakonkan oleh pemain politik pada akhir masa jabatan Soekarno, karena jelas sekali kalau kita amati sekarang kenapa pada masa akhir jabatannya, Soekarno menjadi tertuduh utama atas kekacauan dunia politik, ekonomi dan paham komunis yang marak pada saat itu yang sebenarnya tuduhan tersebut tanpa bukti yang konkret, serta siapa sebenarnya dalang dari G 30 S-PKI.
Dalam buku ini Slamet memang tidak menuliskan sebuah nama siapa sebenarnya dalang dari G 30 S-PKI karena seperti yang kita ketahui, sampai pada saat ini masih belum ada orang yang berani mengambil kesimpulan bahwa siapa sebenarnya dalang G 30 S-PKI, tapi ini cukup dapat dimaklumi, mengingat pengambilan keputusan atau kesimpulan dari rangkaian sejarah sangat erat dengan bayang-bayang politik pemerintah sebelumnya, walau sudah runtuh, tetapi masih mempunyai daya tawar yang kuat, sehingga kesimpulan dari masalah pemberontakan ini masih belum bisa ditentukan oleh pemerintah atau oleh siapapun sampai sekarang. Sejarah memang selalu akan ada di bawah bayang-bayang politik dan kekuasaan. Tetapi walaupun begitu, dalam tulisan Slamet ini cukup memberikan kita gambaran bagaimana keadaan pada masa itu dengan sangat objektif.


Ketersediaan

I15664-C1I15664My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I15664
Penerbit Media Pressindo : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
11 x 18 cm / 149 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9799222508
Klasifikasi
959.8 / SUT / k
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini