Pada tahun 2001 Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan mengadakan sidang umum dalam rangka membarui semangat "Hidup Bakti" untuk milenium yang baru ini. Perubahan zaman yang dewasa ini kita sebut 'globalisasi' menjadi alasan perlunya memikirkan kembali kehadiran kaum religius di dunia. Tetapi, pertanyaan yang menggusarkan adalah, apakah model hidup seperti itu masih tetap dihayati dengan setia dan masih tetap relevan untuk kehidupan zaman sekarang. Pertanyaan seperti ini berasal dari dunia, "orang luar", yang memperhatikan gerak-gerik kehidupan para religius dan imam, dari mereka yang mengharapkan relevansi atau kemanfaatan dari kehadiran orang-orang yang membaktikan diri untuk "panggilan khusus" ini. Yang menjadi ukuran mereka memang bukan kebenaran suatu naskah,yal1memberi latarbelakang dan legitimasi pada cara hidup itu, melainkan kiprah "kaum berjubah", untuk menggunakan istilah yang populer di kalangan masyarakat umum, itu sendiri di dunia. Inilah pertanyaan yang kurang lebih diajukan oleh majalah ROHANI dalam rangka menyusun bunga rampai untuk perayaan lima puluh tahun usianya. Pertanyaan semacam ini amat menantang kita dan menuntut suatu refleksi maupun pemikiran yang mendalam, agar apa yang ditemukan dalam naskah tidak berlawanan dengan yang dihayati, atau dengan kata lain, ada kesinambungan dan konsistensi tertentu yang tetap dipertahankan dan bisa dijelaskan, kendati perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.