Sudah terlalu lama pikiran menjadi kendaraan utama menuju sukses. Banyak hal yang bisa diraih di sini. Hanya saja ada satu hal yang kadang datang kadang pergi. Lebih menyedihkan lagi, pikiran yang yang selalu bergerak dalam ruang-ruang negasi (benar salah, sukses gagal dst) membuat hidup bergerak dari satu konflik ke konflik yang lainnya. Inilah saatnya mengendalikan pikiran pada fungsi semula: jadi pembantu. Ketika pikiran kembali jadi pembantu dan kehilangan cengkeramannya, manusia terlahir kembali untuk kedua kalinya. Pikiran memilih (sukses di atas gagal), wisdom tidak memilih. Mirip dengan listrik yang mengenal positif negatif, ketika keduanya sudah terkelola dengan memadai, listriknya menyala. Kehidupan yang diterangi cahaya wisdom (yang berada di atas positif negatif) juga serupa, ia menyala terang benderang. Dan kehidupan berubah wajah menjadi rangkaian perayaan.