Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Genealogi Moral
Paling tidak ada dua narasi raksasa tentang asal usul realitas. Pertama adalah narasi agama-agama monoteis. Narasi yang berkisah tentang penciptaan alam semesta oleh Tuhan dari ketiadaan. Kedua adalah narasi kosmologi sekuler. Narasi yang merupakan kombinasi filsafat dan ilmu alam ini memunculkan pelbagai teori-teori besar sebagai lawan tanding narasi agama. Terlepas dari perbedaan satu sama lain, keduanya bersikukuh tentang perwujudan alam semesta sebagai awal mula sejarah. Ketika segala sesuatu tercipta waktu pun menjejakkan kakinya. Sosok yang paling sadar akan hal ini adalah manusia. Dia adalah sosok satu-satunya yang menyadari bahwa segala sesuatu di jagat ini termasuk dirinya berlumuran waktu. Semuanya mengalami perubahan. Segala sesuatu yang berubah ini, entah dari mana, selalu diberi label kefanaan.
Kesadaran tentang kefanaan berbanding lurus dengan kesadaran akan kesejatian. Manusia yang menyejarah adalah satu-satunya sosok yang sangat terganggu dengan kefanaan itu. Sebuah ironi menarik. Sosok yang sadar akan kefanaan sekaligus adalah ia yang gandrung akan kesejatian. Di tengah semesta yang fana dan asing, terlontarlah pertanyaan primal tersebut: apa itu realitas sejati? Dari situ, seluruh kerja kognitif manusia diarahkan untuk membongkar kefanaan dan memunculkan kesejatian. Sebuah proyek panjang dan melelahkan yang kemudian dalam sejarah dikerjakan nyaris sempurna oleh para filsuf.
Ketersediaan
I03318-C1 | I03318 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I03318
|
Penerbit | Jalasutra : Yogyakarta., 2001 |
Deskripsi Fisik |
13,5 x 20 cm / 247 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
193 / NIE / g
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain