Kebanyakan buku filsafat yang sekarang beredar di Indonesia pada umumnya membahas aliran-aliran dan tokoh-tokoh besar dalam bidang filsafat. Hampir tidak ada buku yang memperkenalkan secara langsung hasil karya asli filsuf-filsuf besar. Bila kita membaca langsung karya asli filsuf-filsuf dan membandingkan dengan pembahasan secara tak langsung, maka kelihatan betapa jauh jarak antara kedua jenis penulisan itu. Memang benar bila orang katakan bahwa reproduksi yang paling sempurna pun tidak pernah dapat menandingi lukisan yang asli.
Fenomenologi Eksistensial disusun untuk mengantar pembaca langsung kepada teks-teks dari beberapa filsuf kenamaan seperti Paul Ricoer, Maurice Merleau-Ponty, Jean-Paul Sartre, Martin Heidegger, dan Emanuel Levinas. Teks-teks yang dipilih - menurut penyunting - dianggap paling mudah, namun tentu ada saja kesulitan yang dijumpai oleh pembaca ketika membacanya.
Dalam arti tertentu buku kecil ini dapat dianggap sebagai semacam lampiran pada buku Filsafat Barat Abad XX. Semua karya filsuf yang ditampilkan di sini berhubungan dengan fenomenologi eksistensial, biarpun dengan cara pendekatan yang berbeda-beda.