Image of Penghayatan Agama: Yang Otentik & Tidak Otentik

Text

Penghayatan Agama: Yang Otentik & Tidak Otentik



Agama berasal dari Tuhan, Jadi suci, luhur, baik, berguna, konstruktif, dan kreatif penuh daya dobrak untuk pembaruan. Tetapi agama sebagaimana nyata apa adanya, dipeluk dan dihayati oleh manusia. Kita tahu dan mengalami sendiri bahwa manusia itu terbatas daya tangkap, daya tahu, kehendak, kemauan serta kemampuannya. Manusia dapat keliru, salah, berdosa. Karena itu dalam penghayatan agamanya, manusia dapat salah dalam memahami hakikat tentang Tuhan yang disembah dalam agamanya. Dia dapat tidak tepat dan salah tangkap mengenai imannya. Dia dapat tidak sampai menemukan makna isi dan pesan Kitab Suci yang memuat Sabda Tuhan. Dia dapat gagal memahami dan melaksanakan moral agamanya dalam hidupnya sendiri dan dalam hubungan dengan sesama dan masyarakatnya. Bahkan lebih dari itu, dia dapat merusak agama dan menyalahgunakannya untuk kepentingan non-agama dan non-Tuhan, entah kepentingan pribadi atau kelompoknya baik di bidang sosial, ekonomis maupun politisnya.
Jadi agama mempunyai potensi untuk kemajuan hidup tetapi tidak setiap penghayatan agama mendukung kemajuan hidup, karena dapat tidak otentik. Tanggung jawab para pemeluk agamalah memeriksa otentik dan tidaknya pemahaman dan penghayatan agamanya sendiri. Karena hanya dengan menghayati agamanya secara otentik itu, mereka layak disebut manusia beragama, dan hidup beragamanya sungguh bermakna.


Ketersediaan

I04033-C2I04033My LibraryTersedia
I04033-C1I04033My LibraryTersedia
I04033-C3I04033My LibraryTersedia
I04033-C4I04033My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I04033
Penerbit Kanisius : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
12,5 x 19 cm / 136 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979413970X
Klasifikasi
210.1 / MAN / p
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini