Kini semakin banyak ahli meninggalkan anggapan naif bahwa teknologi itu netral saja, karena ternyata teknologi sudah mengejawantah dalam proses-proses Ipoleksosbud-hankam. Karena itu pertanyaan dasar yang perlu diajukan adalah jiwa apa, ideologi apa yang telah mewarnai teknologi? Pertanyaan ini mengacu kepada teknologi macam apa yang kita inginkan? Bentuk teknologi macam apa yang baik? Tentu saja, teknologi yang mampu memerangi kemiskinan, keterbelakangan, dan menjamin kemajuan bagi umat manusia. Tapi masalahnya, sekaligus di sinilah bahayanya, teknologi cenderung diletakkan di atas nilai-nilai manusiawi. Teknologi bukan lagi untuk manusia, melainkan manusia untuk teknologi. Manusia menjadi diperalat dan menjadi budak mesin. Di sinilah kita sampai pada masalah yang mahabesar, yaitu yang menyangkut tanggung jawab, soal moral, dan etika.