Kita sedang berada dalam sebuah zaman yang mengalami perubahan serba supercepat. Kita juga sedang merasakan proses pengglobalan keadaan yang menyangkut hampir seluruh bidang kehidupan. Pertarungan menegangkan antara Juventus melawan Real Madrid dalam Champions Cup yang berlangsung malam hari di Italia dapat kita saksikan pukul 03.00 WIB dini hari di Indonesia. Aroma gaya hidup supermodern di negara-negara maju dengan amat mudah dapat kita rasakan setiap hari, bahkan setiap jam, di sini, lewat televisi.
Sebuah Dunia yang Dilipat sedang berlangsung. "Kini siapa pun dapat menyaksikan dan mengalami dunia secara keseluruhan dan utuh dengan mengkonsumsi acara televisi, mendapatkan informasi apa pun melalui sebuah disket atau CD, atau memperoleh beef burger McDonald, french fries, pizza, kebab, chinese food, dan indian curry cukup dengan membelinya di London, New York, Tokyo dan di Indonesia saja. Televisi, New York, dan disket sama saja - ia adalah miniatur dunia, suatu wadah tempat fragmen-fragmen dunia dilipat. Bahkan, televisi model sekarang dapat masuk kantong, sebagaimana komputer dapat masuk tas jinjing."
Inilah buku yang mampu, secara ekspresif dan impresif, melukiskan fragmen-fragmen dunia yang bisa dilipat itu. Dapatkan kita merasakan sebuah perubahan dramatis dalam kehidupan keseharian kita? Menuju kemanakah kebudayaan kita yang amat ditopang dan didorong oleh teknologi informasi? Apakah makna televisi, komputer, dan teknologi digital dalam meninggikan peradaban manusia? Semua terjawab di sini.