Konsep tentang diakonia gereja mengalami perkembangan terus-menerus sejalan dengan perkembangan gereja itu sendiri. Dahulu diakonia lebih menekankan aspek belaskasihan (charity). Gereja menjadi subyek yang begitu dominan dalam memberikan bantuan dan mereka yang dibantu menjadi obyek yang pasif saja. Akibatnya, mereka yang dibantu kurang menyadari dan mengembangkan aspek tanggung jawab, senalknya gereja lupa mengembangkan aspek pemberdayaan dalam diri mereka. Buku ini membahas pemahaman baru tentang diakonia. Ada perluasan wawasan bahwa diakonia terutama menekankan pemberdayaan. Gereja mendorong upaya pemberdayaan itu dan mereka yang dibantu gereja, didorong untuk membangun dirinya sendiri dan menjauhi sikap ketergantungan. Pemahaman ini sejalan dengan pemahaman Kristen. Ajaran kristen yang berpijak pada Alkitab memandang manusia sebagai citra Allah yang mempunyai martabat yang tinggi. Karena bermartabat tinggi maka manusia harus sungguh-sungguh mengembangkan semua kemampuan yang dianugerahi Allah kepadanya, menjadikan diri dan dunia di sekitarnya sebagai bukti keagungan Allah bagi ciptaanNya.