Ada kaitan sangat erat dan mendalam antara Ekaristi praksis keadilan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Semangat roti Ekaristi mendorong jemaah Kristiani melakukan tindakan sosial menghapus kemiskinan, ketidakadilan, guna menyediakan roti/makanan bagi yang lain. Pemisahan antara 'ibadat' dengan 'tindakan' memang merupakan godaan yang abadi bagi orang Kristen; namun pemisahan berarti pengkhianatan terhadap pesan dan perutusan Yesus. Ibadat Ekaristi melahirkan bahasa pangan sebagai bahasa persatuan, bukan hanya di dalam jemaah, melainkan juga dalam lingkup kemasyarakatan. Semangat Ekaristi meretas batas hidup liturgis, batas hidup pribadi seorang Kristen, tertuju pada kesejahteraan umat manusia pada umumnya. Jemaah Kristen dipanggil menjadi mitra Yesus untuk memulai "Mukjizat berbagi" memberi makan pada banyak orang.