Kata-kata kunci: Internet, cyberspace, world wide web, ruang aliran, waktu-yang-tanpa-waktu, multimedia, interaktif, komunikasi global, jaringan virtual, realitas virtual, virtualitas yang real; misi Gereja, tanah misi, konteks misi, konstonta misi, kebenaran, paradigma misi, dialog profetis, pewartaan Injil.
Kita hidup di era internet. Kita mencari informasi di internet, berkomunikasi, belajar, mencari teman atau sahabat, membeli dan menjual, berpolitik, bahkan mengembangkan iman kita. Singkatnya, internet telah menjadi bagian dari cara hidup kita. Pada awalnya internet dikembangkan untuk kepentingan militer. Namun kini, ia digunakan untuk berbagai macam kegunaan.
Lebih dari itu, internet juga menjadi ruang baru. Ruang itu bukanlah ruang fisik, melainkan ruang virtual. Ruang virtual itu memang dimediasi oleh teknologi komputer, dan terjadi dalam ruang-ruang jaringan atau aliran, namun ia real dialami oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Manuel Castells mengatkannya sebagai virtualitas yang real. Dalam virtualitas yang real itu, kita sungguh-sungguh berpolitik, membangun persahabatan, budaya, ekonomi dan sebagainya.
Selain itu, internet juga menjadi ruang baru bagi agama atau aliran kepercayaan. Mereka juga sedang membangun eksistensinya , melakukan berbagai kegiatan terkait dengan agama atau aliran kepercayaannya di internet. Dari situs-situs religius yang hadir dalam internet terisebut, ada yang sungguh-sungguh menggarapnya sebagai sarana dan ruang baru, namun ada juga yang hanya sekadar hadir dan mengikuti trend.
Gereja Katolik termasuk salah satu agama yang memiliki sangat banyak situs dari berbagai kelompok atau kategori di internet. Mereka menggunakan internet sebagai sarana pastoral, katekese, kesaksian, pewartaan, dan sebagainya. Kita dapat menggunakan internet untuk berbagai kegunaan kalau kita mingerti cara kerja, kekuatan dan kelemahan internet itu.
Tesis ini mau mengelaborasi internet sebagai salah satu tanah misi pewartaan Injil di dunia dewasa ini. Gereja pada hakikatnya bersifat misioner. Ia senantiasa mewartakan Injil ke segala bangsa dalam segala konteks. Dewasa ini, intemet merupakan salah satu tanah misi. Maka, ke dunia internet itu Injil harus diwartakan. Yesus mengutus Gereja-Nya untuk mewartiakan Injil sampai ke ujung bumi. Kita dipanggil untuk mewartakan Injil sampai ke ujung dunia virtual itu!